Mode

nuansa sembilan yard

Issue 06

nuansa sembilan yard

India Perspectives |penulis

Issue 06


Di pegunungan biru Nilgiris yang terletak di tepi wilayah Tamil Nadu hidup suku pegunungan yang dikenal dengan Toda, dianggap sebagai masyarakat persukuan yang memiliki tingkat tertinggi di wilayah tersebut. Masyarakat Toda telah menguasai perhatian,...

Di pegunungan biru Nilgiris yang terletak di tepi wilayah Tamil Nadu hidup suku pegunungan yang dikenal dengan Toda, dianggap sebagai masyarakat persukuan yang memiliki tingkat tertinggi di wilayah tersebut. Masyarakat Toda telah menguasai perhatian, berkat penampilan Grecian mereka – banyak orang mengklaim bahwa mereka adalah keturunan Yunani. Mereka menekuni menyulam pada sebuah selendang sepanjang sembilan yard yang juga dikenal dengan nama Poothkulli.

Ini merupakan sebuah bentuk seni yang rumit dan memiliki status GI yang berarti bahwa karya seni ini terjaga dari segala bentuk penggandaan dan memiliki harga yang seragam. Seni, yang dipraktekkan kebanyakan oleh para wanita Toda ini, melibatkan tenunan sebuah kain putih dengan garis-garis hitam dan merah (seperti pita) di ujungnya sehingga Poothkulli terlihat seperti sebuah selendang modern. Diantara pita-pita ini, para wanita tersebut menjahit pola menggunakan metode menghitung benang gaya kuno. Pembordiran dilakukan di “dalam” Poothkulli sehingga bagian depannya memiliki pola timbul yang kaya tetapi menguntungkannya anda dapat menggunakan Poothkulli di kedua sisi. Ini merupakan selendang luar dalam yang asli!

Orang-orang Toda mengenakan Poothkuli di diri mereka seperti jubah Yunani, yang memberikan alasan lain pada teori keturunan Yunani. Polanya, yang sedikit berbeda antara pria dan wanita, berbentuk geometris dengan motif dari alam yang digambarkan dalam bordiran tersebut. Karena kerbau adalah hewan suci bagi masyarakat Toda, hewan ini merupakan salah satu motif yang paling sering diulang-ulang.

Gadis-gadis muda dari masyakat Toda mempelajari seni tersebut dari ibu-ibu mereka di usia dini. Mereka tidak memerlukan pola jahitan untuk diikuti atau melihat di buku aturan untuk menciptakan pola-pola indah ini. Pita-pita paralel bergaris hitam dan merah membentuk dasar desain untuk seluruh Poothkulli. Bordiran dilakukan di antara dan sekitar pita-pita ini secara sistematis. Pola-pola yang dibuat dari bagian kiri pita hitam ini dikenal sebagai karnol sementara dari bagian sisi kanan dikenal dengan karthal.

Pada kesempatan tertentu, anda akan menemukan orang-orang mengenakan berbagai jenis dari selendang Poothkulli. Pada sebuah acara pernikahan di masyarakat Toda, orang-orang memakai Poothkulli yang dibordir secara tebal yang telah diwarisi dari generasi ke generasi. Anehnya, selendang terbaik dan paling kaya bordiran terlihat sepanjang prosesi pemakaman. Secara tradisional, serat nabati digunakan sebagai benang. Baru-baru ini, benang bordir modern digunakan.

Beberapa tahun yang lalu, bordiran Toda terancam kepunahan tetapi bantuan dan dana dari NGO dan lembaga pembangunan membantu melestarikan bentuk seni ini. Sesuai dengan zaman, anda dapat menyaksikan bordiran tradisional tidak hanya seperti selendang Poothkulli tetapi pada barang-barang penggunaan sehari-hari seperti tas, meja tikar dan bed cover, yang memberikan sebuah kesempatan bagi seni ini untuk berkembang.

error: Content is protected !!