Hunger Games
Penembak muda India bersinar terang di Piala Federasi Olahraga Menembak Internasional yang bergengsi, yang membuktikan bahwa waktunya telah tiba bagi senjata muda negara ini untuk menggapai langit dan lebih jauh lagi
Kemajuan baru-baru ini di arena olahraga telah memberikan India individu-individu berbakat yang berjuang untuk sukses dan tidak akan berhenti untuk menggapai mimpi mereka. Piala Dunia Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF) yang baru saya selesai (digelar awal tahun ini) dapat diamati sebagai sebuah contoh utama dari anak muda India yang berjuang atas nama negara. Kontigen India, yang bersaing untuk mempertahankan posisi teratas untuk tahun kedua berturut-turut, mengantongi total empat medali: tiga emas dan satu perak, mengamankan lima kuota dalam bidang menembak untuk Olimpiade Tokyo tahun 2020. Tim India sebagian besar terdiri dari atlet yang baru saja lulus ke tim utama (Senior). Tetapi seringkali, darah muda membawa pada mereka rasa haus akan pencapaian yang lebih baru, mengabaikan catatan yang telah ditetapkan sebelumnya dan ketekunan yang mencengangkan untuk mempertaruhkan segalanya. Hal ini dibuktikan lagi pada Piala Dunia ISSF Junior yang digelar pada bulan Juli 2019 di Sushi, Jerman, dimana Aishwarya Pratap Singh Tomar memberikan pentunjukan bintang dalam perjalanannya memenangkan medali emas. Tim menembak India menyelesaikan kejuaraan ini dengan memenangkan 10 medali emas! Menariknya, India akan menjadi tuan rumah dari Piala Dunia Gabungan ISSF di New Delhi dari tanggal 15-26 Maret tahun depan. Piala Dunia Gabungan ini akan melibatkan lomba-lomba menembak dengan senjata senapan, pistol dan shotgun.

Diantara bintang-bintang
Piala Dunia ini diperkenalkan oleh ISSF pada tahun 1986 untuk membangun sebuah sistem definitif untuk kualifikasi ke kompetisi menembak Olimpiade. Even ini terdiri dari empat kompetisi tahunan bagi seluruh kategori menembak. Performa terbaik dari kategori ini kemudian bersaing di final untuk mengamankan sebuah tempat di Olimpiade. Sebanyak 919 atlet dari 98 negara, berkumpul di Munich untuk bersaing memperebutkan 17 tempat yang tersedia di Olimpiade Tokyo tahun 2020, selain medali piala dunia ISSF yang didambakan. Untuk final tahun 2019, India mengerahkan kontigen beranggotakan 35 orang. Para penyeleksi telah menaruh kepercayaan mereka kepada orang-orang seperti Saurabh Chaudhary, Mehuli Ghosh, Elavenil Valerivan, Abhishek Verma, Shazar Rizwi, Manu Bhaker dan Rahi Sarnobat di antara para kampanye berpengalaman seperti Heena Sidhu, Anjum Moudgil dan Apurvi Chandela. Satu nama yang muncul ke permukaan selama turnamen ini adalah Divyansh Singh Panwar, yang, baru satu hari setelah memenangkan medali senior internasional pertamanya dalam lomba tim campuran regu pria senapan angin 10m berhasil mengamankan tempat di Olimpiade Tokyo 2020. Bintang-bintang muda, seperti Bhaker dan Chaudhary juga memenangkan emas kedua berturut-turut dalam tim campuran piston 10m setelah memuncaki podium di New Delhi. Setiap penembak memiliki kemungkinan untuk menang besar di Jepang – sementara beberapa dari mereka telah mendapat tempat di kejuaraan akbar tersebut, yang lainnya sedang berjuang.

Tangkap mereka selagi muda
Salah satu faktor yang telah secara dramatis mengubah kinerja India di panggung global adalah investasi besar-besaran di tingkat junior. Perkembangan ini berasal dari ketekunan yang konstan untuk menjadikan pemotretan inklusif di negara ini. Dua dekade lalu, akses untuk peralatan dan pendekatan ilmiah terhadap olahraga ini tidak mudah didapat. Hanya ketika seseorang menjadi penembak yang benar-benar bagus, disitulah ada kesempatan untuk mendapatkan peralatan kelas dunia. Kami ingin membekali anak-anak dengan teknologi di awal, alasan mengapa saya memulai Gun For Glory (GFG), sebuah akademi menembak yang bertujuan untuk memberikan program perkembangan holistik kepada para penembak muda dan menginspirasi dari India. Apa yang juga membantu para pemuda tersebut adalah bagaimana masyarakat melihat sebuah karir dalam olahraga. Sebelumnya, hanya kriket yang mendapat nama, kini setelah penembak, pelari, atlet tenis dan atlet India lainnya telah memenangkan medali emas di turnamen internasional, termasuk Olimpiade, fokusnya sedang berpindah ke olahraga lainnya juga. Para orang tua sedang membuka diri terhadap gagasan anak-anak mereka yang bermain olahraga sebagai tawaran karir. Sebuah dorongan institusional datang dari inisiatif Uni pemerintah ‘Khelo India’ untuk mendorong olahraga di kalangan kaum muda. Di bawah program ini, 1,000 atlet sedang diidentifikasi di seluruh olahraga untuk diberikan beasiswa tahunan sebesar 500 ribu Rupee masing-masing delapan tahun.

Pemandangan Hadiah
Dengan kemajuan teknologi pelatihan, impian dari beberapa penembak pemula kini berubah menjadi kenyataan. Bakat di seluruh negeri kini memiliki sarana untuk mencapai yang maksimal di panggung global. Sementara saya membawa akademi saya ke seluruh India, yang lain pun datang. Pemerintah setempat telah berhasil mencapai titik nol, melakukan perburukan bakat dan membantu menggali bakat yang sebenarnya. Menembak adalah salah satu olahraga yang tumbuh paling cepat di India, olahraga ini tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada negara lain dan keberhasilan baru-baru ini pada panggung global merupakan bukti dari upaya semua otoritas terkair di seluruh negeri. Gagan Narang adalah seorang Peraih Medali Perunggu Olimpiade (Senapan Angin 10m Pria) dari Olimpiade London tahun 2012. Ia juga merupakan orang India pertama yang terkualifikasi untuk lomba di kejuaraan akbar ini. Ia juga merupakan pendiri dari Guns for Glory, sebuah akademi kelas dunia yang dimulai untuk membantu penembak muda dari seluruh negeri.